Translate

Jumat, 23 November 2012

Menghitung Volume dan kapasitas Jalan


VOLUME DAN KAPASITAS LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN

Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati simpang/sepenggal jalan yang akan diamati. Data yang penting dalam evaluasi simpang adalah menentukan volume lalu lintas tiap jamnya. Dalam memperkirakan volume lalu lintas di suatu simpang sebidang dilakukan dengan berbagai macam cara:
Penghitungan lalu lintas pada jam-jam puncak/peak hour(pagi,siang,sore) pada hari-hari kerja. Volume lalu lintas pada hari minggu atau hari libur biasanya akan lebih kecil dari hari-hari kerja. Sedangkan pada daerah wisata, jam puncak terjadi pada hari libur
Menetapkan rute untuk masing-masing jam puncak.

Kapasitas Simpang
Kapasitas total untuk seluruh lengan simpang adalah hasil perkalian antara kapasitas dasar (C0) yaitu kapasitas pada kondisi tertentu (ideal) dan faktor-faktor penyesuaian (F), dengan memperhitungkan pengaruh kondisi lapangan terhadap kapasitas.
Bentuk model kapasitas menjadi sebagai berikut:
C = Co×FW ×FM×FCS × FRSU × FLT × FRT × FMI
Variabel-variabel masukan untuk perkiraan kapasitas (smp/jam) dengan menggunakan model tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Uraian Variabel
Tipe Variabel
Uraian variabel dan nama masukan

Faktor model
Geometri



Lingkungan



Lalu lintas
Tipe simpang
Lebar rata-rata pendekat
Tipe median jalan utama
Kapasitas dasar
Kelas ukuran kota
Tipe lingkungan jalan
Hambatan samping
Rasio kendaraan tak bermotor
Rasio belok kiri
Rasio belok kanan
Rasio arus jalan minor
IT
WI
M

CS
RE
SF
PUM
PLT
PRT
QMI/QTOT

FW
FM
CO
FCS


FRSU
FLT
FRT
FMI
sumber: MKJI

Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan untuk seluruh simpang, (DS), dihitung sebagai berikut:
DS = Qsmp / C
di mana:
Qsmp = Arus total (smp/jam) dihitung sebagai berikut:
Qsmp = Qkend × Fsmp
Fsmp = Faktor smp, dihitung sebagai berikut:
Fsmp = (empLV×LV%+empHV×HV%+empMC×MC%)/100
dimana empLV, LV%, empHV, HV%, empMC dan MC% adalah  emp dan komposisi lalu lintas untuk kendaraan ringan, kendaraan berat dan sepeda motor
C = Kapasitas (smp/jam)
Tundaan
Tundaan pada simpang dapat terjadi karena dua sebab :
1) TUNDAAN LALU-LINTAS (DT) akibat interaksi lalu-lintas dengan gerakan yang lain dalam simpang.
2) TUNDAAN GEOMETRIK (DG) akibat perlambatan dan percepatan  kendaraan yang terganggu dan tak-terganggu.

Tundaan lalu-lintas seluruh simpang (DT), jalan minor (DTMI) dan jalan utama (DTMA), ditentukan dari kurva tundaan empiris dengan derajat kejenuhan sebagai variabel bebas.
Tundaan geometrik (DG) dihitung dengan rumus :
Untuk DS < 1,0 :
DG = (1-DS) × (PT×6 + (1-PT ) ×3) + DS×4 (det/smp)
Untuk DS   1,0: DG = 4
dimana
DS   = Derajat kejenuhan.
PT   = Rasio arus belok terhadap arus total.
6      = Tundaan geometrik normal untuk kendaraan belok yang tak-terganggu (det/smp).
4      = Tundaan geometrik normal untuk kendaraan yang terganggu (det/smp).

Senin, 19 November 2012

Lapisan-Lapisan Pembentukan Perkerasan Jalan Raya

Jalan Raya. Adakah diantara kita yang tidak mengenal jalan raya? Menurut saya tentu saja kita semua mengenal jalan raya. Bahasa orang awam, jalan raya adalah jalan yang kita lalui setiap harinya. Entah itu pergi ke sekolah, ke kantor atau pun pulang ke rumah. Kita pasti melewati jalan raya. Namun, pernahkah kita berpikir bagaimana jalan yang sering kita lalui itu terbentuk? Apakah hanya kerikil dan aspal saja yang dituang kemudian digilas dengan alat berat?

Bangunan jalan atau lebih dikenal dengan konstruksi perkerasan jalan lentur biasanya terbuat dari material dasar aggregat dan aspal. Aspal adalah material yang berwarna hitam dengan aroma khas, yang akan berbentuk cair pada suhu yang tinggi dan berbentuk padat pada suhu rendah. Aspal yang sering digunakan untuk membuat perkerasan jalan dikenal dengan nama hot mix atau aspal panas. Sedangkan aggregat adalah batuan yang terdiri dari batu besar hingga kecil. Dapat digunakan sesuai kebutuhan konstruksi.

Perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis bertujuan untuk menerima beban kendaraan yang melaluinya dan meneruskan kelapisan dibawahnya. Biasanya material yang digunakan pada lapisan-lapisan perkerasan jalan semakin kebawah akan semakin berkurang kualitasnya. Karena lapisan yang berada dibawah lebih sedikit menahan beban, atau menahan beban lebih ringan.
Berikut saya akan memperkenalkan lapisan-lapisan pembentuk Perkerasan Jalan Raya beserta Fungsinya.

  • Lapisan Permukaan (Surface Course)
            Lapisan permukaan terletak palign atas pada suatu jalan raya. Lapisan yang biasanya kita pijak, atau lapisan yang bersentuhan langsung dengan ban kendaraan. Lapisan ini berfungsi sebagai penahan beban roda. Lapisan ini memiliki stabilitas yang tinggi, kedap air untuk melindungi lapisan dibawahnya sehingga air mengalir ke saluran di samping jalan,  tahan terhadap keausan akibat gesekan rem kendaraan, dan diperuntukkan untuk meneruskan beban kendaraan ke lapisan dibawahnya.

  • Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
            Lapisan ini terletak dilapisan dibawah lapisan permukaan. Lapisan ini terutama berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat beban roda dan menerus beban ke lapisan dibawahnya, sebagai bantalan untuk lapisan permukaan dan lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. Material yang digunakan untuk lapisan ini diharus material dengan kualitas yang tinggi sehingga kuat menahan beban yang direncanakan.

  • Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
            Lapisan ini berada dibawah lapisan pondasi atas dan diatas lapisan tanah dasar. Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan beban dari lapisan pondasi bawah ke lapisan tanah dasar, untuk menghemat penggunaan material yang digunakan pada lapisan pondasi atas, karena biasanya menggunakan material yang lebih murah. Selain itu lapisan pondasi bawah juga berfungsi untuk mencegah partikel halus nah masuk kedalam material perkerasan jalan dan melindungi air agar tidak masuk kelapisan dibawahnya.

  • Lapisan Tanah dasar (Subgrade)
            Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Tebalnya berkisar antara 50 – 100 cm. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat perletakan jalan raya.

Definisi,Fungsi Dan Jenis-Jenis Asphal


Definisi Aspal

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor.Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar).Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

Fungsi Aspal
Fungsi aspal antara lain adalah :
Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water proofing, protect terhadap erosi)

Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.

Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.

Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.

Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan fille.

Jenis Aspal
Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:

1. Aspal Alam
Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a. Batuan = asbuton
b. Plastis = trinidad
c. Cair = bermuda
Menurut kemurniannya terdiri dari :
a. Murni = bermuda
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad

2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis dari aspal buatan antara lain adalah sebagai berikut:

--> Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat berupa aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal keras. Jenis-jenisnya :

1. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan volume lalu lintas tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.

2. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.

3. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.

4. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.

--> Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) digunakan aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS. Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis RC – 70, RC – 250 atau aspal emulsi jenis CRS, RS

3. Aspal emuls
aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang bermuatan listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan listrik (nonionik). Jenis-jenisnya adalah

--> Aspal emulsi anioni
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion-negatif

--> Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat setelah kontak dengan agregat.

--> Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara lebih cepat setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick setting-1): Mengikat lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).

--> Aspal emulsi jenis mantap sedan.
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip

--> Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis kationik sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion positif.

--> Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS) 
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara cepat setelah kontak dengan agregat.

--> Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat setelah kontak dengan agregat.

--> Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS) 
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lebih cepat setelah kontak dengan agregat.

--> Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS) 
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara sedang setelah kontak dengan agregat.

--> Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS) 
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak dengan aggregat.

--> Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS) 
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya memisah dengan cepat dari air setelah kontak dengan udara.








Dasar-Dasar Perencanaan Lapangan Terbang


Dalam usaha merencanakan lapangan terbang pada suatu daerah tertentu, kita harus mempunyai beberapa faktor perhitungan tertentu mengingat keuntungan dan keamanan serta kelanjutan dari pada lapangan terbang yang kita bangun :

  1. Pemilihan Lokasi
            Keadaan tanah dimana lokasi lapangan  terbang harus di hindari dari daerah perumahan, bangunan pendidikan, rumah sakit dan daerah perindustrian. Hal ini penting karena kerasnya suara yang ditimbulkan. Apalagi dengan adanya pesawat jet diperhitungkan tidak mengganggu lebih kurang 1000 desibel.

  1. Keadaan Atmosfir
            Keadaan disekitar lapangan terbang harus cukup baik dan jangan sampai tercemar asap dari industri ataupun pembakaran hutan secara liar karena hal ini akan mengganggu kelancaran pesawat take off dan landing.

  1. Hubungan Lapangan Terbang Dengan Pusat Kota
            Lapangan terbang harus mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari pusat kota. Sehingga para penumpang tidak mendapat kesulitan untuk berpergian. Jarak lapangan terbang dengan pusat kota sebaiknya berkisar antara 15-20 km.

  1. Obstruction
            Jangan sampai ada gangguan ataupun rintangan daripada bermacam-macam bangunan yang bertingkat tinggi, bukit-bukit dan pohon.

  1. Harus Tersedia Tanah Yang Cukup Luas
Persediaan tanah harus cukup luas yang dicadangkan untuk perluasan dan perkembangan lapangan dimasa datang.

  1. Jarak Dengan Lapangan Terbang Lain
Untuk jarak dengan lapangan terbang yang lain ini tergantung dari pesawat-pesawat jenis apa yang akan menggunakan lapangan tersebut disesuaikan dengan perencanaan menurut kebutuhan daerah setempat dan perkembangannya.

Disamping beberapa faktor diatas masih ada lagi beberapa faktor teknis yang tidak kalah pentingnya dalam merencanakan luasnya lapangan terbang. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Performance Characteristcs ( sifat-sifat pesawat )
  • Plane Movement Perhour ( banyaknya lalu-lintas )
  • Faktor Meteorologi
  • Elevasi
  • Noise ( suara )

Menghitung Tebal Perkerasan

    Tentunya kita tidak asing dengan yang namanya jalan raya, hampir setiap hari di lalui oleh kita, lalu bagaimana supaya jalan raya tersebut tidak rusak ketika dilalui kendaraan yang beratnya bersatuan ton. untuk membuat jalan yang kuat maka harus dilakukan kegiatan menghitung tebal perkerasan jalan raya sehingga dapat direncanakan konstruksi yang kokoh, berikut ini gambaran tentang perhitunganya:


Data Jalan Raya
Misalnya kiita akan Merencanakan tebal perkerasan jalan raya 2 jalur dengan data lapangan sebagai berikut:

Umur rencana jalan, Ur = 10 tahun
Jalan akan dibuka pada tahun 2014
Pembatasan beban as= 8 ton
Setelah dilakukan pengamatan diperoleh volume lalu lintas sebagai berikut:
Mobil penumpang, pick up, mobil hantarn dan sejenisnya sebanyak 1219 perhari
Bus yang melintas di jalan raya sebanyak 353 per hari
Truck 2 as : 481 / hari
Truck 3 as : 45 / hari
Truck 4 as : 10 / hari
Truck 5 as : 4 / hari
LHR th.2010 : 2112 bh kendaraan perhari untuk 2 jurusan
Waktu pelaksanaan, n= 4 tahun
Perkembangan lalu lintas jalan raya, i= 8 % per tahun
Faktor regional, FR = 1.00
Bahan perkerasan jalan raya yang akan dipakai sebagai berikut:
Aspal beton atau penetrasi makadam ( surface course )
Water bound macadam ( base course )
Pondasi bawah kelas C ( Subbase course )
CBR = 3
Perhitungan konstruksi jalan asphalt
Selanjutnya menghitung tebal perkerasan jalan raya dari data-data diatas
Bus = 353
Truck 2 as = 481
Truck 3 as = 45
Truck 4 as = 10
Truck 5 as = 4
Jumlah kendaraan berat ( bus dan truck ) KB = 893 bh
BB = (353/893)x100%=39.5%
B2T =(481/893)x100%=53.86%
B3T = (45/893)x100%=5.05%
B4T = (10/893)x100%=1.14%
B5T = (4/893)x100%=0.45%
Mobil penumpang = 1219 bh
Jumlah LHR = 2112 bh
AKB =( 893/2112)x100%=42%
AKR =( 1219/2112)x100%=58%
Waktu pelaksanaan pekerjaan jalan raya , n=4 tahun
Pertumbuhan lalu lintas i = 8% pertahun
LHRop = 2112( 1+0.08)^4 = 2873
Jumlah jalur = 2 Ckiri= 50% , Ckanan= 50%
Umur rencana = 10 tahun pertumbuhan lalu lintas jalan raya = 8%/tahun
FP = 1.44 ( tabel FP )
i.p = 2.5 ( tabel I.P )
LERur = 639.71
I.P = 2.5 dari grafik diperoleh ITP = 10.25
CBR = 3 DDT = 3.8
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3 + a4.D4
Dsini mencari Nilai ITP yang lebih dari 10.25
Lapisan permukaan=a1=0.40 & D1=10, a1xD1=4.00
Lapisan pondasi =a2=0.14 &D2=20, a2xD2=2.80
Lapisan pondasi bawah =a3=0.11 &D3=32, a3xD3=3.52
Lapisan perbaikan tanah dasar =a4=0 &D4=0, a4xD4=0
Jumlah ITP hasil perhitungan = 10.32 (jadi jalan raya aman )
Berikutnya menggambar hasil perhitungan tebal perkerasan jalan raya sebagai berikut :